Ketika matahari menolak bersinar
Sementara mendung tak hendak beranjak
Sebait senyum menghampa dibidik awan
Gumpal jiwa yang kian resah tak juga tumpah
Cemas harap menunggu sang penguasa waktu
Mengurai jejak-jejak awan menjadi hujan
Dengan seribu catatan di halaman
Ada sepi menggeletak pada bulir serpih titik hujan
Mengajakmu menyusuri lagi dingin hari di telusur jalan
Dan setiup angin di karpet aspal hitam basah
Menyembunyikan titik-titik kecup antara mata
Dan selingkar rindu di atas roda
Waktu berhenti menyisakan percik-percik di bebasah jalan
Bukankah kau sudah lelah
Menyembunyikan rindu di terik matahari?
Jakarta, 1 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar